Sekolah yang Membebaskan

Baca postingan dibawah ini jadi inget perjuangan ayah n bunda daftarin daka ke Sekolah Alam (SA), waktu itu February 2006, bunda lagi hamil si dade, 8 bulan dan udah naek 16 kg, wah udah gendut sana sini deh, tapi masih keukeuh ikut ayah ambil formulir di SA, bunda sholat Hajat terus tiap hari selama sebulan itu, pengen kaka bisa masuk sekolah yang bener2 bisa mendekatkan daka sama Allah SWT, belajar dari pengalaman bunda yang baru deket sama Allah pas dapat anugerah terindah ku (Keyshia Alma Raharjo). Alhamdulilah dapet Formulir No. 1 setelah mengantri dari Bada Shubuh ... gimana ga deg deg an, wong kuota untuk PGB aja cuma 11 orang dan formulir yg disediakan 17 form and denger2 antrian itu bisa 50 orangan ...pasti kan berebut ya ? wah kalau ga punya strategi takut ga' kebagian Formulir. Kalau bunda saat itu yg penting dapet formulir dulu masalah nanti keterima atau enggak kan sudah Allah SWT yang menentukan.

Singkat cerita, bunda and ayah bisa melewati 2 test dari sekolah alam, test ini dimaksudkan untuk menyamakan visi dan misi kita sebagai orangtua & sekolah, krn di SA ini selain kurikulumnya beda sama sekolah lain, dan yang dipentingkan Akhlak bukan angka2 atau rangking2. Dan Alhamdulillah daka juga seneng waktu Sit in di Sekolah Alam, walau ada satu komplainnya, panas bunda, ga pake AC hehhehe, ya namanya juga sekolah di saung ya harus biasa deh tanpa AC ...

Ya Semoga daka seneng ya sekolah di Alam, sama kayak ayah & bunda yang senang banget finnaly kamu bisa tahan panas, bisa mandiri dan punya kreativitas ... :D amiin

Dan tinggal dade nih 2 tahun lagi .... semoga bisa sama sama sekolah di SA. amiin

Oh iya bunda sebelum daftarin daka di SA juga baca buku ini, sampe nangis deh baca nya ... terharu hiks hiks

Menemukan Sekolah Yang Membebaskan diambil dari http://amsadat.multiply.com/reviews/item/9

Pernah dengar sekolah Tomoe Gaukuen-nya Totto Chan? Pernah dengar tentang Sekolah Alam?Pernah dengar buku "Menemukan Sekolah Yang Membebaskan"?

Ini adalah buku yang akan saya bahas kali ini. Bukan bacaan berat tentang bagaimana pendidikan ideal untuk anak-anak di masa sekarang di tengah maraknya pengaruh buruk lingkungan yang semakin hari semakin mengerikan, bukan pula tentang betapa buruknya sistem pendidikan nasional kita.

Tapi buku yang berisi sharing dari para orang tua murid Sekolah Alam (SA), yang berbagi kisah suka duka mereka menyekolahkan anaknya di sekolah itu. Bacaan yang cukup ringan, tapi menginspirasi, tentang kebahagiaan anak-anak yang bersekolah di sana. Tentang betapa menyenangkannya belajar dengan suasana yang kondusif, yang pengembangan akhlak adalah hal yang lebih dipentingkan ketimbang prestasi belajar, yang menumbuhkan tradisi belajar lebih diutamakan ketimbang ranking.

"Pada mulanya ... adalah sebuah sudut yang tenang dan agak tersembunyi di belahan selatan Jakarta, sebuah tempat yang udaranya masih terasa segar dengan rerimbunan pohon hijau di sekelilingnya, tepatnya di Jalan Damai, Ciganjur ..." begitu kata-kata pertama di Pengantar Perjalanan, di buku yang disunting oleh teguh Iman Perdana dan Vera Wahyudi ini.

Halaman-halaman selanjutnya di buku ini diisi oleh wali murid, yang membagikan pengalaman mereka menyekolahkan anak-anaknya di SA. Juga ada tulisan para guru, bahkan contoh hasil karya anak-anak SA.

Mengharukan, lucu, menginspirasi dan sekaligus bikin pengen nyekolahin anak di sana...Terlihat agak memuji-muji, tapi buat saya yang beberapa kali datang sendiri ke sekolah ini, apa yang disampaikan tidaklah terlalu berlebihan.

Kekompakan orang tua murid, guru-guru dan para pendiri SA untuk berbagi cerita di buku ini membuat saya cukup kagum, di mana terlihat "fanatisme" dari komunitas ini untuk bersama-sama memikirkan pendidikan anak.

Namun hal ini tidaklah terlalu mengherankan karena di sini ditekankan bahwa pendidikan adalah tanggung jawab orang tua, dan guru hanya membantu prosesnya. Sehingga menurut saya “pelajar” di SA ini sebenarnya orang tua murid, para guru dan murid-murid itu sendiri. Ada beberapa bab yang menceritakan tentang hal ini, tentang guru yang belajar dari murid, orang tua yang belajar dari anak, dan anak-anak yang mengeksplorasi lingkungan sekitarnya untuk belajar. Itu kenapa SA disebut community school, bahkan yayasan pun terdiri dari orang tua dan guru.

Konsep di SA sendiri memang unik, dimana anak-anak diajar untuk belajar tidak hanya dari buku pelajaran, tapi dari alam sekitar, dan bahwa investasi terpenting sekolah adalah pada kualitas guru, bukan gedung sekolah. Untuk menunjang itu maka bentuk sekolahnya pun jadi "antik", tidak ada gedung sekolah, hanya ada saung-saung untuk belajar, tidak ada suasana “formal”, yang ada adalah keceriaan dalam belajar, yang ditujukan untuk merangsang semangat belajar. Untuk masuk sekolah yang didirikan oleh Lendo Novo ini, yang diseleksi adalah orang tuanya, bukan muridnya, untuk melihat seberapa jauh kepedulian orang tua terhadap pendidikan anak-anaknya. Jadi jangan harap bisa menyekolahkan anak di sini kalau maunya memasukkan anaknya ke “bengkel” dan “terima jadi”.Murid-murid SA sangat variatif, dengan talenta yang bermacam-macam, yang kesemuanya dikembangkan tanpa harus dibandingkan, tanpa ranking. Anak autis pun belajar bersama teman-teman yang “normal”, dan keberadaannya di kelas dijadikan “sarana” untuk belajar berempati. Di SA anak-anak bisa belajar materi apa saja, dengan sarana apa saja, dan dari siapa saja. Begitu kira-kira ringkasnya semua cerita di buku ini.

Namanya juga Sekolah Alam, jadi yang namanya belajar itu dari alam dan semua isinya.

“Sesungguhnya dalam penciptaan
langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang berakal (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri
atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan
langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan
ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
(Al Baqarah 190-191)

Ini beberapa bacaan lebih lanjut tentang SA: Sekolah Alam: www.sekolahalam.org MP-nya Bu Vera: http://verawahyudi.multiply.com di sini banyak dikutip juga tentang beberapa bab yang ada di buku Menemukan Sekolah yang Membebaskan Blog Sekolah Alam: http://saciganjur.blogspot.com, http://sekolahalam.blogspot.com, http://cerita-ciganjur.blogspot.com, http://sl-sa.blogspot.com